Friday, September 30, 2005

Istri renungkanlah sejenak

Wahai sang Istri ....

Apakah akan membahayakan dirimu, kalau anda menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi senyum yang manis di saat dia masuk rumah.?

Apakah memberatkanmu, apabila anda menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup pipinya.?!!

Apakah anda akan merasa sulit, jika anda menunggu sejenak di saat dia memasuki rumah, dan tetap berdiri sampai dia duduk.!!!

Mungkin tidak akan menyulitkanmu, jika anda berkata kepada suami : "Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku".

Berdandanlah untuk suamimu -harapkanlah pahala dari Allah di waktu anda berdandan itu, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan- pakailah parfum, dan bermake up-lah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.

Jauhi dan jauhilah bermuka asam dan cemberut.

Janganlah anda mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang akan merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.

Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lembut, sehingga menyebabkan orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan mengira hal-hal yang jelek terhadap dirimu.

Selalulah berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.

Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.

Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir syeitan.

Hilangkanlah dari rumahmu gambar-gambar, alat-alat musik dan alat-alat yang bisa merusak agama.

Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunat, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan jangan anda menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.

Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah kepada Allah, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Allah berfirman:"Dan Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu" (Al-Ghafir : 60).

Diambil dari kitab " Fiqh pergaulan suami istri " oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.

Koneksi Internet dengan Linux

Kadang kita para pemula dengan linux, bingung untuk mengkonfigurasi komputer linux agar dapat terkoneksi ke internet melalui jaringan. Ada beberapa langkah yang harus anda lakukan untuk konek ke internet melalui jaringan. Mudah-mudah ini dapat membantu anda untuk dapat menggunakan komputer linux anda dengan internet. Langsung pada konfigurasi ya, pasang Linux anda jadi gateway.

{INTERNET}-----------[LINUX]----------------{LAN}

Lalu di Linux itu, cari file namanya rc.local (biasanya di /etc/rc.d/rc.local atau /etc/init.d/rc.local) lalu tambahkan 6 baris berikut (tidak termasuk comment)

# Ganti device pakai sambungan Internet: ppp0, eth0 atau eth1

DEVICE=ppp0

# Ini jalur INTERNAL ke INTERNET
iptables -A FORWARD -o $DEVICE -i ! $DEVICE -j ACCEPT

# In jalur balik dari INTERNET
iptables -A FORWARD -m state --state ESTABLISHED,RELATED -j ACCEPT
iptables -A FORWARD -f
-j ACCEPT

# Ini rahasianya internet sharing
iptables -t nat -A POSTROUTING -o $DEVICE -j MASQUERADE

# dan ini pembuka gateway-nya.
echo "1" > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Kalau sudah, reboot si Linux, hidupkan modemnya (kalau pakai). Terus semua komputer di LAN, diset supaya GATEWAY=IP-DALAM nya si Linux. Sementara itu DNS masih tetap DNS dari ISP.

Selamat Mencoba, semoga berhasil. :-p

Suami Merenunglah Sejenak

Wahai sang suami ....

Apakah membebanimu wahai hamba Allah, untuk tersenyum di hadapan istrimu dikala anda masuk ketemu istri tercinta, agar anda meraih pahala dari Allah?!!

Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala anda melihat anak dan istrimu?!!

Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat anda menghampiri dirinya?!!

Apakah memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkannya di mulut sang istri, agar anda mendapat pahala?!!

Apakah termasuk susah, kalau anda masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : "Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar anda meraih 30 kebaikan?!!

Apa yang membebanimu, jika anda menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

Tanyalah keadaan istrimu di saat anda masuk rumah!!

Apakah memberatkanmu, jika anda menuturkan kepada istrimu di saat masuk rumah : "Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun".

Sesungguhnya, jika anda betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau anda letih dan lelah, anda mendekati sang istri tercinta dan menjimaknya, maka anda mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :"Dan di air mani seseorang kalian ada sedekah".

Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika anda berdoa dan berkata : Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya.

Ucapan yang baik adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.

Diambil dari kitab " Fiqh pergaulan suami istri " oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.

Berbagi Cinta :-)

Beberapa waktu yang lalu saya melakukan perjalanan bersama seorang teman. Di sela-sela perjalanan, handphone teman saya selalu berdering. "Dari bokap. Nanyain, apakah saya baik-baik di perjalanan?" jelas teman saya seusai menerima telepon. Lalu usai dering yang lain dia berkata, "dari kakak saya. Dia berpesan agar hati-hati." Juga, "dari adik, suruh berkabar bila sudah sampai tempat tujuan. Dia minta oleh-oleh daster batik." Setiap usai menerima telepon, saya melihat wajah teman saya berbinar. Saya meraba-raba handphone di saku, memeriksa kalau-kalau ada pesan yang masuk dari keluarga saya. Dan, saya tersenyum kecut ketika tidak ada pesan apa-apa di sana.

Di lain waktu, seorang teman yang lain membuat saya terpana. Setiap malam sepulang dia bekerja, handphonenya selalu berdering. Dengan manja dia menjawab telepon, "Assalamu'alaikum ibu, saya baru pulang dari kantor. Saya baik-baik saja. Pekerjaan hari ini sungguh melelahkan. Saya meeting dengan kepala cabang. Tahu nggak Bu, saya paling muda dan satu-satunya perempuan dalam meeting itu. Em, tadi saya sudah makan di kantor kok...bla bla bla..."

Setiap melihat kehangatan dan perhatian seperti itu, diam-diam saya menyimpan rasa iri. Perasaan iri yang membawa saya pada suasana di mana saya merasa sendiri, sepi, dan sebatang kara di belantara Jakarta.

Kesedihan saya pun bertambah-tambah. Hingga satu ketika saya jatuh sakit. Pemilik kost dan teman-teman merawat saya dengan perhatian dan cinta. Saya teringat tokoh dua generasi dalam film 'Finding Forester' yang rena persahabatannya kemudian merasa sedarah meski bukan keluarga sedarah. Tiba-tiba, saya merasa malu telah menanam rasa iri. Bahkan ketika terkadang menggugat Allah, kenapa saya tak mendapatkan perhatian dan cinta seperti teman-teman saya? Astaghfirullah... Rasa malu itu kemudian membuka benak saya untuk mengingat berbagai kejadian yang kemudian menyadarkan saya dari hari-hari yang menuntut dan menggugat. Bahwa sebenarnya cinta dan perhatian itu ada.

Cinta itu ada pada wanita paruh baya bersama suami dan ketiga anaknya di salah satu sudut kota Yogya. Cinta yang membuat saya selalu ingin kembali berkunjung, dan merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka tak ubahnya keluarga saya sendiri. Cinta yang membuat saya belajar akan indahnya ketulusan dan kesederhanaan.

Cinta itu ada pada sepasang sahabat yang baru saja dikaruniai bayi mungil. Cinta yang membuat saya berani menaruh sebagian beban jiwa saya padanya. Cinta yang membuat perasaan saya menghangat ketika mereka
bertanya, "Bagaimana kabarmu hari ini? Mainlah ke rumah, aku masak makanan kesukaanmu lho!" Atau kalau saya sedang travelling mereka mengirim pesan, "Nikmatilah perjalananmu tapi cepatlah pulang. Kami merindukanmu."

Cinta itu ada pada seorang wanita tua yang telah kehilangan anak-anaknya. Cinta yang membuat saya percaya bahwa pilihan hidup saya sama berharganya dengan pilihan orang lain. Cinta yang membuat bibir saya mengulum senyum karena setiap berangkat atau pulang dari perjalanan wanita tua itu selalu mencium kedua pipi dan kening saya penuh kasih.

Cinta itu ada pada teman-teman di berbagai kota. Teman yang dengan ikhlas menyediakan tempat singgah bagi saya selama travelling, menjemput dan mengantarkan kepergian saya, juga mengajari makna hidup yang sesungguhnya pada saya. Cinta yang membuat langkah saya berat ketika berpamitan untuk meninggalkan mereka.

Cinta itu ada pada email-email di mailbox, sms di handphone dari orang-orang yang tak pernah saya kenali wajahnya. Cinta yang membuat mereka meluangkan waktu untuk membaca, mengkritik dan mengomentari coretan-coretan saya, menyemangati saya untuk terus berjuang, maju, belajar dan tak lupa berdoa.

Cinta itu ada pada sahabat-sahabat yang membawa saya pada pintu hidayah, pencerahan-pencerahan, mengingatkan ketika tersesat dan menopang saya ketika hampir terjatuh. Cinta yang membuat saya menemukan jalan Allah.

Ternyata...begitu banyak cinta dan perhatian untuk saya sebagai wujud dari cinta-Nya. Bahkan saya tidak dapat menghitungnya dengan kalkulator merek terbagus sekalipun. Tapi, sudahkah saya sendiri berbagi cinta kepada orang lain? Keluarga, teman-teman, anak-anak yatim piatu, orang-orang di pengungsian, gelandangan-gelandangan di jalan dan...orang-orang yang juga memerlukan cinta dan perhatian? Sampai di situ saya tercenung dan sangat malu. Saya hanya pandai menuntut serta menggugat makhluk bahkan Allah untuk selalu memberikan cinta dan perhatiannya pada saya. Sementara saya sendiri belum melakukan apa-apa.

Bukankah semua kebaikan yang kita lakukan pada orang lain, sesungguhnya akan kembali pada diri kita? Di sanalah Allah menunjukkan cinta dan kebesaran-Nya. Subhanallah...akhirnya perenungan itu membawa saya tersungkur dalam sujud panjang dan kesimpulan. Bahwa dengan membagi cinta dan perhatian pada orang lain, kita akan menemukan kesejatian cinta-Nya.

Thursday, September 29, 2005

Perempuan Terbaik

Wahai Bunda, hanya Tuhan saja yang dapat membalas jasamu karena Tuhan saja yang tahu penderitaanmu (Nasyid dari Nowseeheart)

Saat itu saya masih empat belas tahun. Untuk pertama kalinya, saya harus berpisah 'jauh' dengannya, perempuan terbaik yang pernah kenal. Tatkala tangan-tangan itu melambai, rasa bersalah berdentam-dentam di rongga dada. Ugghhh... kenapa saya tega meninggalkannya sejauh itu. Belum terbayang, kapan lagi saya akan kembali bertemu dengannya.

Sebelum perpisahan jarak 'jauh' itu, jarang sekali bunda enggan memberi izin, bila saya minta izin bepergian. Suatu ketika, saya pamit untuk pergi camping, mengikuti kemah pramuka Sabtu-Minggu di dekat gua stalagnit di kampung kami. Untuk pamitan dua hari itu pun, izinnya didapat dengan alot sekali.

"Hati-hati ya nak... jangan merusak alam, jangan berbuat macam-macam hati-hati... jangan..."

Berkali-kali nasehat itu diperdengarkan, risau sekali beliau akan keselamatan puteranya. Padahal, namanya juga acara anak SD, camping perkemahan Sabtu-Minggu itu di back-upcamping hampir sama banyak dengan jumlah murid, sebagai bukti keseriusan pihak sekolah untuk menjamin keselamatan kami. Tapi, namanya bunda, ia tetap saja penuh kekhawatiran pada keselamatan anaknya. Raut wajahnya tampak sangat mencemaskan puteranya yang berkeras untuk tetap pergi. puluhan guru pembina. Jumlah guru yang menyertai

***

Tak lama berselang setelah perpisahan 'Sabtu-Minggu' itu, perpisahan 'jauh' benar-benar terjadi. Kali itu bukan camping di pinggir kecamatan. Tapi saya harus terbang menyeberangi lautan. Untuk melanjutkan studi ke sekolah dambaan. Tak terbayangkan bagaimana perasaan bunda melepas bocah kecilnya sejauh itu.

Satu tahun berselang, di sebuah libur panjang sekolah, saya kembali bertemu bunda. Sejuk wajahnya dan binar ketulusannya masih sama. Pehatian dan kasih sayangnya pun belum berubah. Cuma mungkin penampilannya sedikit berubah. Kilau perak mulai terselip di rambutnya.

Sejak saat itu, dengan dalih cita-cita, berulang kali saya meninggalkanya. Berulang kali beliau harus membekap kerinduan, memasung rasa kasih pada buah hatinya. Pada saat saya tergelak tertawa dengan konco sekodan, mungkin bunda sedang tenggelam dalam isak tangis kerinduannya. Saya sendiri, bukan tidak rindu padanya, warung bubur kacang ijo gang Masjid mungkin pelampiasan paling manjur, kalau rasa kangen padanya sedang meradang. Maklum setiap libur sekolah bunda selalu setia menanti dengan bubur ijo kesukaan puteranya. Jauh hari sebelum puteranya datang, berkilo-kilo kacang ijo sudah dipesannya untuk putera tersayang, yang belum jelas tanggal kedatangannya.

Saat melihat ibu-ibu lanjut yang berjalan sendiri di keramaian pasar, ingin rasanya menyapa mereka, mengajak bersenda-gurau, sambil berharap bunda juga diperlakukan ramah pula oleh lingkungannya. Kala menjumpai nenek yang beringsut membawa belanjaannya, terketuk keinginan untuk menawarkan bantuan, karena terbayang bunda yang tertatih-tatih dengan bebannya. Jika sudah mengkhayal begini, pertanda kerinduan padanya telah mengkristal. Cuma doa yang mampu dirangkum saat itu, semoga Allah Yang Menguasai langit dan bumi, menjaga dan menyayangi bunda.

Bila melihat pertikaian di tengah kampung kami, berbicang dengan bunda adalah solusi terbaik.

"Jangan pikirkan apa pelakuan orang yang mendzalimi kita, pikir saja kekhilafan kita, coba memperbaiki diri, jangan menghiraukan kata-kata sampah yang datang dari kaum jahil, persekongkolan para pendengki para itu sudah jelas sejak perang Khandaq. Belajarlah untuk menjadi hamba yang tulus, yang tak terganggu dengan perlakuan manusia, tapi niat karena-Nya harus benar, jangan pernah berharap pada makhluk."

Plong. Kepala yang tadinya cekot-cekot sepulang melihat perseteruan di balai desa langsung terobati.

Berbicara tentang ketulusan, ketulusan seorang ibu mungkin nomor satu. Saat bayi lemah tanpa gelar kesarjanaan itu lahir, dengan penuh khidmat, kasih sayangnya mengalir lancar tanpa pamrih. Menabur benih kebaikan kepada makhluk yang 'bukan siapa-siapa' memang aneh di era kapitalisme ini. Tapi itulah bunda, yang tak melihat apa yang akan didapatnya dengan membesarkan kami. Memperoleh senyum manis kerabat saat kenduri tetangga mungkin sudah lumrah, tapi mendapatkan perhatian penuh kasih bunda saat demam meradang menjelang subuh, itu baru luar biasa.

***

Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?"
Beliau menjawab, "Ibumu."
Tanyanya lagi, "Kemudian siapa?"
Beliau menjawab, "Ibumu."
Tanyanya lagi, "Kemudian siapa?"
Beliau menjawab, "Ibumu"
Kemudian tanyanya lagi, "Kemudian siapa?"
Beliau mejawab, "Bapakmu."

(Muttafaq 'alaih).

Saturday, September 24, 2005

Do'a kami

Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami.
Rukunkan antar hati kami Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah.

Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya.

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami.
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu.
Adil pasti atas kami keputusan-Mu.
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu.
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung.
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami.
Pelipur sedih dan duka kami.
Pencerah mata kami.

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.

Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti. Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu.
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan.
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman.
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala.
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah.
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini.
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini.
Dengan sikap malas dan enggan berda'wah.
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.

Dilantunkan oleh K.H. Rahmat Abdullah pada Deklarasi Partai Keadilan
Lapangan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, 09 Agustus 1998, yang diiringi oleh tetesan air mata hadirin.